Gestur vs Kata

Komunikasi tanpa gestur itu sama aja seperti makan nasi tanpa garam. Rasanya kurang lengkap kalau sedang ngobrol dengan lawan bicara tanpa melakukan bahasa tubuh. 
Gestur termasuk komunikasi non-verbal sebagai fasilitas pertukaran pesan dari komunikan ke komunikator. Gestur menjadi representasi dari perilaku yang menunjukkan makna tertentu. 
Seringkali gestur digunakan sebagai alat bantu bagi yang memiliki keterbatasan bahasa seperti turis dari Indonesia yang ternyata tidak fasih bahasa tertentu akhirnya terpaksa menggunakan bahasa tubuh untuk mengisyaratkan sesuatu. Hayo, siapa yang seperti itu? 

sumber: weheartit
Menurut hasil riset yang dilakukan Mehrabian dan Ferris pada sebuah presentasi menunjukkan bahwa bahasa tubuh cenderung lebih banyak dilakukan sebesar 55 persen ketimbang kata-kata. Gestur bukan hanya tampilan ekspresif, tapi juga melibatkan perasaan dan pandangan seperti ketidaksetujuan yang diisyaratkan dengan gelengan kepala atau persetujuan dengan anggukan kepala. 
Pemaknaan gestur di setiap negara akan berbeda-beda, seperti gerakan mengangkat jempol ke atas. Di Amerika jempol digunakan untuk menyetop kendaraan atau di Indonesia jempol digunakan sebagai respon terhadap seseorang yang telah melakukan pekerjaannya dengan baik. 
Gestur bukan hanya sebagai pelengkap komunikasi verbal saja, namun dapat mengidentifikasi karakter dan perubahan emosi seseorang. Contoh, orang yang sedang menunggu atau bosan cenderung menggoyang-goyangkan kakinya dan melipat tangan di dada. 
Penggunaan gestur atau bahasa tubuh dinilai lebih efektif dalam komunikasi daripada kata-kata dan memiliki kesan mendalam bagi komunikator. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Miracle In Cell No. 7