Menjadi dewasa; menyenangkan atau menyedihkan?

Dulu, waktu masih belum kenal sama yang namanya dunia, pengen banget gitu jadi orang dewasa. Alasannya? Biar bisa bebas.

18 tahun hidup jadi manusia, lama-lama capek juga berhubungan dengan segala hal yang dikiranya nyata ternyata cuma delusi. Berharap semua keinginan bisa berubah jadi realita yang menyenangkan dan tampak indah untuk dijalani, tapi nyatanya, bisa bikin otak semula bulet jadi kotak. Bahkan segitiga.

Eh, gak juga sih. Hahahaha.

Pengen nulis ini karena dapet inspirasi setelah ngerasain di-phpin hampir dua bulan gara-gara berebut kursi yang 'katanya' bisa bikin masa depan lebih cerah, padahal nggak juga.
Masa depan cerah semuanya tergantung dari pribadi masing-masing. Niat atau nggak buat berjuang di dunia yang penuh dengan kebohongan; kepalsuan; dan rekayasa yang bikin orang jadi lupa kalo semua ini sebenernya sementara. 

Yaa, sebenernya agak mual juga nulis beginian, bukan aku banget gitu. Hahahahaha. 

Tapi, emang ya manusia mulutnya gampang banget suruh orang lain buat bersyukur, padahal dirinya aja belum tentu bisa mensyukuri nikmat-Nya.
Belum nemuin--atau emang nggak ada kali ya--manusia yang bisa puas sama apa yang udah dimilikin. Bohong banget lah, kalo sampe ada yang bilang dirinya udah puas dan nggak pengen apa-apa lagi.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Oke, kembali ke topik, sebenernya jadi dewasa itu menyenangkan atau justru menyedihkan sih?
Buat aku yang masih sekitar 18 tahun hidup di Bumi ini, yang baru setahun resmi dapetin KTP dan SIM, belum bisa menyimpulkan dengan jelas banget sih.

Karena, proses pendewasaan diri itu kan nggak sama tiap orang.
Definisi dewasa juga beda-beda sih tiap individu. Ada yang mengartikan dewasa itu dilihat dari sifat dan sikapnya, ada yang ngeliat dari jumlah umurnya.

Kalau menurutku, menjadi dewasa itu, sangat menyedihkan. Senengnya? Kira-kira 0,1 % aja. Sisanya, menyiksa batin pemirsa. 

Penambahan umur tiap tahun yang sering kita sebut dan rayakan sebagai ulang tahun, sebenernya sama aja ngerayain berkurangnya jatah hidup di dunia ini. Ya, tapi gimana lagi, namanya juga manusia, kalo ada yang ngucapin juga seneng-seneng aja, hehehe.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sepertinya, apa yang ditulis ini sangat tidak mencerminkan judulnya, malah kebanyakan bahas kejelekan manusia ya?

Baiklah, pada intinya jadi dewasa itu nggak enak, bikin stres, menyedihkan iya, ada senengnya iya, jatah duit berkurang (harus banget ditulis), mikirnya buat jangka panjang, dan nggak gegabah ngambil keputusan.

Untuk siapapun yang membaca tulisan tidak jelas ini, apalagi yang masih merasa belum menjadi dewasa seutuhnya--yang nulis juga belum dewasa seutuhnya kok guys--perbanyaklah ilmu tentang akhirat dan seimbangkan dengan ilmu dunia. Sesungguhnya, ilmu akhirat yang bisa membantu kalian dalam proses menjadi manusia dewasa untuk sanggup menghadapi manis pahitnya dunia ini.

Sekian.
Salam super.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua sisi.

Gestur vs Kata