Pernah aku berkata pada matahari, merindunya dikala senja berganti fajar. Pernah aku berteriak pada awan, perasaan apa yang telah menghujam benakku, sunyi, getir, namun tersurat. Pernah aku berbisik pada bulan, dimanakah dirinya, yang pernah mengalunkan nada-nada indah, terdengar merdu, namun perih. Berhenti. Aku berhenti mencari. Titik kelemahan dalam dirinya. Berlari. Aku mulai berlari, bodoh. Hembusan angin, seolah menertawakanku. Apa yang ku cari? Dirinya? Atau sekedar, tatapan matanya? Agar tetap membuatku berdiri, diatas kakiku sendiri. Hening. Terpaku menyaksikan semesta, menari riang di hadapanku, menyisakan tetesan lembut menyapa pelupuk mataku. Disanalah ia. Tersenyum. Kehangatan yang selama ini ku cari, telah kembali. Memori ini sungguh payah. Tidak. Ia tak akan kembali, meskipun melingkarkan tangannya, membelai lembut mahkotaku. Tenanglah disana, kamu yang pernah kunanti.
Komunikasi tanpa gestur itu sama aja seperti makan nasi tanpa garam. Rasanya kurang lengkap kalau sedang ngobrol dengan lawan bicara tanpa melakukan bahasa tubuh. Gestur termasuk komunikasi non-verbal sebagai fasilitas pertukaran pesan dari komunikan ke komunikator. Gestur menjadi representasi dari perilaku yang menunjukkan makna tertentu. Seringkali gestur digunakan sebagai alat bantu bagi yang memiliki keterbatasan bahasa seperti turis dari Indonesia yang ternyata tidak fasih bahasa tertentu akhirnya terpaksa menggunakan bahasa tubuh untuk mengisyaratkan sesuatu. Hayo, siapa yang seperti itu? sumber: weheartit Menurut hasil riset yang dilakukan Mehrabian dan Ferris pada sebuah presentasi menunjukkan bahwa bahasa tubuh cenderung lebih banyak dilakukan sebesar 55 persen ketimbang kata-kata. Gestur bukan hanya tampilan ekspresif, tapi juga melibatkan perasaan dan pandangan seperti ketidaksetujuan yang diisyaratkan dengan gelengan kepala atau persetujuan dengan anggukan
Kangen. Kata lainnya, rindu. Ya, saat ini saya merindukan momen yang terlewatkan. Momen yang tak akan pernah terulang kembali. Momen yang sulit kembali seperti semula. Saat ini, saya merasa bodoh. Orang-orang yang saya kenal, perlahan menjauh. Kehidupan saya yang dulu ramai dan berwarna, berubah pudar dan abu-abu. Biasa saja. Saya bingung, kesalahan apa yang telah saya buat sehingga semua terasa dingin, tanpa kata. Intinya, saya kangen. Saya rindu. Saya ingin semua kembali. Saya ingin menjadi pribadi yang dulu. Saya rindu. :( :)
Komentar
Posting Komentar